Jumat, 18 Desember 2009

Pee Wee Gaskins On KL !!


Jumat malam (11/12) lalu Pee Wee Gaskins sudah menunjukan kelas sebagai band punk tanah air yang cukup disegani di negeri seberang. Bertempat di Number One Cafe, Jl Tuanku Abdul Rachman, Kuala Lumpur, band punk asal Jakarta ini bersepanggung dengan MXPX All Stars. Bahkan PWG didaulat sebagai penutup. Walau tampil setelah band legend, PWG boleh berbangga karena penonton Kuala Lumpur tetap bertahan menonton penampilan Pee Wee Gaskins hingga usai.

Sebelum MXPX, acara yang dimulai jam 6 pm waktu setempat terlebih dahulu menjadi ajang parade band punk lokal seperti One Buck Short, Hello, Is This The Band?, Skunkfix, dan Dichi Michi. Band-band ini cukup punya nama di indie-scene KL

MXPX All Stars sendiri tampil dengan format istimewa. Embel-embel All-Stars dibelakang nama band ini menunjukkan penampilnya adalah para superstar. Karena dalam konser ini dedengkot MXPX Mike Herrera (vokalis dan basis), mengajak Kris Roe (gitar dan vokal The Ataris), serta Chris Wilson (drumer The Summer Obssesion). Format all-stars ini menimbulkan keunikan sendiri ketika penonton di Number One Cafe justru ber-sing-along saat MXPX membawakan beberapa nomor populer milik The Ataris.

Kelar MXPX, penonton berbondong keluar ruangan cafe yang berubah menjadi bilik sauna dengan berjejalnya penonton. Kondisi yang sempat menghawatirkan karena takut penonton tidak ingin menonton penampil terakhir. Sementara crew PWG bersiap di panggung, Dochi dkk justru terlihat rileks di resto sebelah cafe. Mereka dengan senang hati melayani anak-anak punk Malaysia berfoto. Tampil setelah MXPX sempat menjadi pertanyaan besar. “Wah asik nih, MXPX jadi opening Pee Wee,” canda Sansan. Rupanya rundown mendadak berubah karena MXPX harus berangkat ke Jakarta dengan penerbangan paling pagi dan langsung menuju Bandung. Dan Kris Roe yang sudah pernah ke Indonesia bersama The Ataris merekomendasikan Pee Wee Gaskin sebagai penutup konser mereka. “They are big in Indonesia,” kata Kris.

Kekuatiran ternyata tak berkepanjangan. ketika Pee Wee Gaskins siap beraksi, penonton yang semula berada diluar kembali masuk ruangan cafe yang dekorasinya sangat underground. Dochi (vokal, gitar), Sansan (vocal, gitar), Eye (bass), Omo (synth), Aldy (drums) langsung menggebrak. Intro disambung You Throw the Party We get the Girls. Sambutan hangat penonton KL menambah adrenalin Dochi dkk. Enerjik!!. Berturut kemudian meluncur Here up on the Attic dan Tatiana. Sing along pun berkumandang ketika Dibalik Hari Esok dilantunkan dengan semangat. Masih ada Everyday and Everynight dan Be Seen and Be Screen.

Rencana semula yang cuma ingin menyanyikan 6 lagu berubah total. Crowd yang sempurna memaksa PWG total membawakan 10 lagu. Namun ada yang kurang dari penonton KL. Sedari awal tak ada acungan jari tengah. Apa karena anak punk KL terlalu sopan atau mereka tak mengerti 'middle finger rules' milik PWG. Padahal itulah ritual utama. Maka ketika membawakan Berdiri Terinjak, Dochi mengajak penonton semua mengacungkan jari tengah. Dan bayangkan seperti apa sempurnanya konser Pee Wee Gaskin. Lagu Berdiri Terinjak merupakan pameran emosi dan skill anak-anak PWG. Bertukar formasipun jadi tontonan menarik ketika Dochi berganti jadi bassist dan Eye memetik gitar. Dan bagian menarik ketika Omo mengambil gitar Sansan dan mulai bersolo. Ini adalah ritual mencapai puncak orgasme berganda setelah sebuah masturbasi yang panjang. Klimaks. Semua puas , semua senang. (Liputan lengkap invasi Pee Wee ke Malaysia ada Trax Magz edisi Januari) *Ops*

Sumber : http://rediscoveringatlantis.blogspot.com/2009/12/from-trax-magazine.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar